Cukup
Semusim Saja
sssSSSSSSSS....veiuufff,,veiiuuffff.....
Desau angin
yang gelisah
Di
penghujung musim yang sepi
Berputar-putar
menggelinding sunyi
Berkecamuk
namun tak berarti
Menanti
semusim lagi
Tik, tak,
tik, tak, tik tak
Berdenting
waktu menyapa
Di awal
musim kau datang lagi
Diam membisu
dan tersenyum palsu
Menari-nari
di atas duka menatap lalu pergi
Dan menanti
semusim lagi
Ling, lung,
ling, lung, ling lung
Seuntai
gelisah yang tak kunjung pergi
Menjadi untaian
panjang yang menyiksa diri
Musim dan
musim datang silih berganti
Seolah
tertawa mencemooh diri
Ohh,
hentikan...
Hentikan
semua
Hentikan
tawa itu!!!
Hentikan
cemoohan itu!!
Bukankah
bumi ini, bumimu juga bumiku,
bukankah
tanah ini, tanahmu juga tanahku.
Hentikan
genderang perangmu!
Hentikan
tarian maut itu!
Cukup
semusim saja
(Yogyakarta,
18 Mei 2011)
0 komentar:
Posting Komentar