Minggu, 16 Agustus 2015

Cukup Semusim Saja

 Cukup Semusim Saja

sssSSSSSSSS....veiuufff,,veiiuuffff.....
Desau angin yang gelisah
Di penghujung musim yang sepi
Berputar-putar menggelinding sunyi
Berkecamuk namun tak berarti
Menanti semusim lagi

Tik, tak, tik, tak, tik tak
Berdenting waktu menyapa
Di awal musim kau datang lagi
Diam membisu dan tersenyum palsu
Menari-nari di atas duka menatap lalu pergi
Dan menanti semusim lagi

Ling, lung, ling, lung, ling lung
Seuntai gelisah yang tak kunjung pergi
Menjadi untaian panjang yang menyiksa diri
Musim dan musim datang silih berganti
Seolah tertawa mencemooh diri

Ohh, hentikan...
Hentikan semua
Hentikan tawa itu!!!
Hentikan cemoohan itu!!
Bukankah bumi ini, bumimu juga bumiku,
bukankah tanah ini, tanahmu juga tanahku.
Hentikan genderang perangmu!
Hentikan tarian maut itu!

Cukup semusim saja          

(Yogyakarta, 18 Mei 2011)

0 komentar:

Posting Komentar