Senin, 26 Desember 2011

Perempuan Itu


Perempuan itu terlahir 28 tahun yang lalu, tatapan matanya begitu sinis dan tak jarang di cap judes oleh orang-orang yang baru mengenalnya. Perempuan itu tampak serius dan tidak mampu menyembunyikan kegalauannya disaat memang harus ada kegelisahan. Perempuan itu sering tampak cemberut daripda tersenyum karena konflik dan beban hidup yang memang sudah menjadi tanggungjawabnya. Perempuan itu memiliki emosi dan struktur yang kuat pada setiap jengkal wajahnya, namun siapa yang tahu bahwa hati perempuan itu sangatlah halus, air matanya takkan bisa dibendung ketika melihat penderitaan orang lain. Namun siapa yang tahu perempuan itu sering menangis disaat kesendirinan dengan begitu banyak masalah yang belum terselesaikan. Disaat beban itu terasa berat untuk dipikul sendirian dengan pundak yang memang tak kuat untuk seorang perempuan.

Perempuan itu senang berbagi kebahagian dengan orang lain, walaupun terkadang sering dikecewakan. Dan jika perempuan itu marah, emosinya tidak mampu dikendalikan sehingga membuat down dan merasa sakit hati. Sifat inilah yang terkadang membuat orang kapok berurusan dengan perempuan itu walaupun kemarahan itu hanya bersifat sesaat. Perempuan itu mempunyai prinsip yang kuat dengan hidupnya, baginya kesadaran setiap individu adalah tahu menempatkan posisi yang pas diamanapun individu itu berada. Penempatan diri ketika menjadi anak bagi orang tua, penempatan diri ketika menjadi adik bagi kakaknya, penempatan diri ketika menjadi kakak bagi adiknya, penempatan diri ketika menjadi istri bagi suaminya dan penempatan diri ketika menjadi ibu bagi anak-anaknya. 

Perempuan itu senang berbagi pengalaman, senang bercerita dan sharring tentang apapun. perempuan itu  mempunyai gaya bercerita yang aneh gaya cerita yang berlompatan sehingga membutuhkan teman cerita yang fokus dan mampu membaca fikirannya. Perempuan itu mencintai kebebasan berfikir dalam mengeluarkan unek-unek. Perempuan itu senang dengan sesuatu hal yang baru karena ini merupakan pengalaman dan pembelajaran hidup baginya. Perempuan itu senang dengan buku-buku karya sastra, senang akan karya seni sebagai lambang jiwa yang kreatif. Perempuan itu juga senang bernyanyi sebagai terapi dan kontrol emosi diri. Perempuan itu senang bermimpi, terlalu banyak keinginan dan punya banyak rencana masa depan sehingga sampai detik ini adalah bahagian dari proses untuk mewujudkannya. Baginya hidup akan lebih bermakna ketika ia mampu berbagi dan saling menolong sesama. Dan menurutnya pendidikan yang baik adalah tanggungjawab utama orang tua terhadap anaknya, dan tanggungjwab anak adalah membahagiakan kedua orang tuanya sebelum ajal mereka.

Perempuan itu pernah membuat keputusan yang salah dalam hidupnya, yang menuntut ia menjadi lebih kuat dan dewasa dalam menghadapi hidup. Berjuang lebih keras lagi karena masih ada tanggungjawab terhadap sisi lain hidupnya. Sisi lain yang menjadi bahagian hidupnya, dia ada, nyata dan bernyawa. Yang selalu hidup dan menyemangati langkahnya dengan senyum dan kepolosan. Pembelajaran yang sangat berharga baginya adalah mampu mempertanggungjawabkan dengan apa yang telah dia perbuat. Belajar memaafkan disaat duri masih tertanam, dan keikhlasan hati adalah upaya penyembuhan jiwa untuk menuju kedamaian. Perempuan itu percaya dan menyadari bahwa hidup ini adalah proses pembelajaran sampai akhir hayat. Dan perempuan itu belajar berusaha menjadi perempuan yang berarti bagi bahagiannya jiwanya, keluarga, saudara dan teman-temannya. Perempuan itu masih saja belajar, belajar dan belajar. Perempuan itu adalah AKU

Senin, 19 Desember 2011

Hii,,, Saya Puji ^_^


Perkenalkan nama saya Pujianti, saya biasa dipanggil dengan Puji. Nama yang sangat sederhana dan gampang untuk diingat bukan?? Begitu juga dengan pendapat sederhana saya tentang hidup, yaitu bekerja suatu usaha u seseorang untuk bertahan hidup. Hmmmm,,, baiklah saya akan memperkenalkan diri, saya adalah perempuan yang masih belia tahun depan beranjak 16 tahun, saya lahir di Magelang tepatnya 8 Juni 1996. Saya dibesarkan dalam keluarga yang sederhana cenderung minim akan segala hal. Kebanyakan orang mengatakan dalam kategori keluarga tidak mampu dan jika dari keluarga saya ingin mendapatkan pengobatan gratis maka wajiblah menyertakan surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan dari Lurah setempat jika tidak ada berdoalah agar tidak sekarat,,,hahaha..,inilah guyonan bagi orang-orang seperti kami dan mungkin saja kematian!! why not??. Sebutan halus dari kata tidak mampu adalah adalah "pas", pas dibawah garis kemiskinan, hehehe. OpsSS,,, tapi, saya bisa yakinkan anda semua, miskin harta mungkin iya tapi tidak miskin hati. Bukan bermaksud berbangga diri, namun setiap orang yang melihat saya pasti akan mengatakan "Puji, kamu begitu baik dan polos sekali" yang terlintas pada benak saya bahwa ini  adalah sebuah ungkapan kaya hati walaupun saya tidak tahu pasti makna kata  tersebut.

Alhamdulillah saat ini dalam ukuran saya, cukup berani mengatakan mandiri dalam usia belia. Dan diluaran sana  kebanyakan dari anak-anak yang seusia dengan saya masih bisa bersekolah, menggunakan seragam dan  diberi kesempatan untuk menikmati ilmu pengetahuan. Masih bisa bermain, berkumpul dengan teman-teman sebaya dan terkadang liburan bersama. Sementara saya datang ke Yogyakarta ini untuk bekerja selama 14 jam perhari, ini saya lakukan untuk mengurangi sedikit beban orang tua saya. Maklum saya dari keluarga besar, besar jumlah anggota dan kurang dalam subsidi hidup, terdiri dari lima bersaudara dan semua perlu biaya. Karena yang saya tahu hidup di dunia ini tidak ada yang gratis. Semua ada take and give, dimana ada jasa pasti ada bayaran, dimana ada barang pasti ada uang inilah realitas hitungan matematiks para ekonomis sebagai strategis bisnis yang membumi dan terkadang menghilangkan rasa kemanusiawian.

Sudah satu tahun saya bekerja disini, yaitu sebagai ahli reflexelogy. sesuai dengan namanya reflexology, yaitu sebuah tempat dimana setiap orang yang datang akan merasa relax dan refresh setelah dilakukan reflexology pada kakinya. Dan anda bisa menemukan tempat-tempat reflexology lainnya yang ada di Kota Yogyakarta. Saya bekerja mulai dari jam 10 pagi sampai jam 12 malam, pekerjaan ini tidak hanya melakukan reflexology pada setiap kaki custumer namun terkadang merangkap pada kasir, dan cleanning service. Untuk melakukan pekerjaan ini setiap bulannya saya digaji lebih kurang Rp. 225.000 dan dari setiap custumer  yang datang saya akan mendapatkan 10% dari pembayaran,  jadi hidup akan lebih sejahtera jika banyak custumer yang datang dan bersiap-siaplah seputaran mata akan hitam dari lelahnya bekerja.   

Pekerjaan ini saya lakukan atas kemauan saya sendiri dan bukan karena paksaan dari orang tua.  Saya tahu jika saya memaksakan diri untuk tetap bersekolah akan mempersulit kehidupan keluarga, sehingga kata makan dan bersyukur cukuplah bagi keluarga yang pas ini. Menjadi seorang dokter adalah cita-cita yang telah saya kubur semenjak saya bekerja sebagai ahli reflexology, dan disini semua pegawai usianya rata-rata sama dan rata-rata mengubur cita-cita.  Dengan pekerjaan ini, saya berharap mampu membantu kedua orang tua saya, namun diluar dugaan, saya belumlah bisa membantu kedua orang tua. Orang-orang mengatakan "kamu jangan ngimpi Puji, pekerjaanmu tidak mungkin membahagiakan orang tua!!". Ahh,, kenapa saya tidak boleh bermimpi?? bukankah mimpi adalah bagian dari kenyataan?? dan bukankah pekerjaan ini adalah proses hidup untuk menjadi lebih baik lagi. Mungkin saat ini saya hanya pekerja kasar and maybe later, I will be the  owner??? who knows??

Saya Puji berumur 15 tahun 5 bulan.
Bagi saya, bekerja adalah suatu usaha untuk tetap survive dalam hidup.  ^_^


Sabtu, 10 Desember 2011

CAHAYA DEWI



Dia berusaha menyusun puzzle-puzzle yang berserakan diatas lantai, meraih dan memutar-balikannya berusaha menempatkan pada posisi yang tepat. Huuuffft,.. sedikit lagi jerit kecilnya yang begitu antusias aku pasti bisa menyelesaikannya. Tak lelah ia tetap berusaha, gigih dan cekatan sekali menyusun puzzle yang ada dikakinya.  Kakinya begitu sempurna untuk menyusun puzzle, layaknya sepasang tangan begitu kuat, begitu lincah, membalik, memutar dan menatanya hingga selesai. Woowww, akhirnya puzzle ini berhasil kesusun ujarnya berseri penuh kemenangan sambil melirik jam yang ada di dinding hmmmm, 10 menit dan 27 detik lumayan katanya, sambil mengulum senyum.

Aya adalah sapaan akrab bagi perempuan yang bernama lengkap Cahaya Dewi. Cahaya berarti seri dan terang, Dewi makna kata dari dewa perempuan, bisa diartikan sebagai perempuan yang cantik, pemberi keberuntungan dan penguasa bumi. Nama yang cukup indah sesuai dengan sifat dan karakternya. Nama ini pemberian almarhumah ibunya yang meninggal akibat kanker mulut rahim, ketika itu Aya masih kecil belum genap 4 tahun. Ketika itu Aya kecil belumlah mengerti makna kata kematian, yang ia tahu ibunya sedang tidur pulas sekali. Aya kecilpun bertanya pada kakaknya. Kak, Ibu kok lama banget ya tidurnya?? Sepertinya ibu sedang bermimpi indah ya kak?? Karena dari tadi ibu hanya tidur sambil tersenyum. Kakaknya hanya diam menghela nafas panjang air mata tak henti mengalir deras dipipinya. Idiiih,, kakak kok nangiiisss?? Aya kecil bertanya lagi pada kakaknya, ayo kak kita bangunkan Ibu!!. Kakaknya hanya mendekap erat Aya, menangis sesegukan dan semakin kencang. Aya bingung…,Wuaahh, kakak ini aneh, sambil mengusap air mata kakaknya dengan kedua tanganya. Kakak lupa ya apa yang sering ibu sampaikan pada kita. Tidak boleh menangis, kalau menangis itu anak yang bodoh dan anak yang bodoh bukanlah anak ibu, anak ibu tidak boleh cengeng, anak ibu harus kuat dan rajin belajar, ujar Aya kecil sambil bersungut-sungut. Akhirnya, Aya kecil hanya terdiam dan lelah dengan pertanyaannya sendiri yang tak kunjung dijawab, dan bingung dengan pertanyaannya yang dijawab dengan tangisan yang semakin kencang. Matanya berseliweran menatap orang-orang yang datang memenuhi rumahnya, orang-orang yang mengelilingi tempat tidur ibunya, dan orang-orang itu mulai sibuk mengurus jenazah ibunya.

Belum genap satu tahun kematian Ibunya tiba-tiba Aya kecil terserang Guillain Barre Syndrome  (GBS). Sindrom ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh (autoimmune ) menyerang kantung saraf. Kejadian ini diawali dengan infeksi saluran pernapasan dan flu. Saat itu Aya tidak hanya dibuat tersiksa oleh ingusnya yang terus-terusan meler, bersin-bersin dan demam, melainkan juga tubuhnya menggigil. Anehnya, seluruh kaki dan tangannya kesemutan, meski awalnya hanya bagian ujung-ujungnya saja. Berbagai upaya penyembuhan telah dilakukan termasuk tindakan medis dan alternatif. Namun takdir berkata lain 5 tahun 2 bulan Aya resmi dinyatakan lumpuh pada kedua tangannya.

Kini Aya tumbuh menjadi perempuan dewasa, perempuan yang layak untuk segera menikah. Perempuan yang pintar dan menarik. Walaupun ketika berjalan tangan lumpuhnya bergoyang tak berarturan. Air liurnya selalu keluar karena sistem syaraf yang tidak mau lagi berkerjasama, sehingga Aya tidak mampu mengendalikannya. Kaki berfungsi maksimal bagi Aya, karena semua kegiatan dilakukan dengan menggunakan kaki. Makan, minum, membaca, menyusun puzzle-puzzle barunya bahkan menulis cerpen dan puisi. Kegiatan tulis menulis menjadi  mata pencaharian tetap bagi Aya. Ia sangat periang sekali, rasa ingin tahunya besar, senang berbagi pengalaman, bercerita, memberi memotivasi bagi mereka yang membutuhkan bahkan dengan orang yang mempunyai kekurangan seperti Aya.  Air liur tidak membuat Aya minder maupun malu, justru ia membuka kegiatan rutin dirumahnya yaitu story telling. Aya yang supel tidak pernah mengeluh, justru mampu membius orang-orang yang ada disekitarnya untuk menjadi lebih baik. Memberikan energy dan pembelajaran bagi mereka, kita dan semua orang. Cahaya Dewi adalah PEREMPUAN lumpuh yang LUAR BIASA

Kamis, 01 Desember 2011

CURHAT SEORANG PEREMPUAN



Sudah lima tahun tidak bertemu dengannya, dan hanya satu, dua, tiga kali saja kita saling berkirim kabar melalui handphone. Dia, seorang perempuan berdarah jawa, supel dan ceria, tidak cantik namun sangat menarik. Dan betapa beruntungnya dia menikah dengan lelaki yang ia cintai, lelaki yang tahu agama, tampan dan punya jabatan. Lengkap kebahagian mereka, dengan diberi amanat keturunan seorang anak laki-laki. Wuahh…, semoga  kebahagian selalu menyertainya

Tiga hari yang lalu, aku melihatnya online dengan antusisanya aku pun menyapa. Hallooo… pa kabar dil??? Sapa ku di chat room, tumben lu online kemana aja lu??? Baru kali ini lihat lu online, Jakarta membuat lu so bussy ya?? Waktu lu jadi semacet jalan dan sesumpek isi kotanya?? Trus gimana dengan pekerjaan baru lu disana??? Begitu rentetan pertanyaan ku padanya, yang hanya dijawab dengan, Nana tolong aku. Tiba-tiba pertanyaan yang akan kulontarkan lagi jadi terhenti, jika ada kata “tolong” berarti ada sesuatu yang tidak beres pada Dila teman ku. Tolong kenapa say?? Lalu dia katakan, suami ku selingkuh dan dia mau menikahi perempuan itu.

Lima menit kita sama-sama terdiam,.  Aku sangat mencintai suamiku aku tidak mau bercerai dan aku juga sayang dan kasihan dengan anakku Na, anakku masih kecil baru dua tahun. Sementara aku nggak mau egois na, dia perempuan yang sudah ditiduri suami ku dan aku paham dengan apa yang dia rasakan karena aku juga perempuan. Huuffff…, Aku pun menghela nafas panjang. Dia pun melanjutkan, perempuan itu adalah teman satu kantornya, mereka sudah satu tahun menjalin hubungan layaknya suami sitri, dan bodohnya aku tidak mengetahui hubungan mereka selama ini, karena beberapa bulan yang lalu aku pulang ke Kediri untuk menjalani pengobatanku. Saat ini suami ku jarang pulang dia lebih senang menghabiskan waktunya dengan perempuan itu, dan aku tidak lagi dinafkahi lahir dan bathin, biaya anak juga tidak terpenuhi seperti dulu lagi.
Lalu apa keputusanmu??? Aku bingung, aku tidak mau dicerai dan tidak mau dimadu. Apa kamu sudah membicarakan baik-baik dengan suamimu??? Sudah, aku tidak marah yang aku lakukan hanya menangis, dia menjawab dengan sejujurnya, kalau dia sangat mencintai perempuan itu, tidak bisa meninggalkannya dan akan menikahinya. Anak kita lebih baik di asuh oleh perempuan itu dan kamu carilah kontrakan yang baru agar tetangga tidak menanyakan tentang aku yang jarang pulang. Apa suamimu tidak mencintai mu lagi??? Suamiku masih mencintaiku dan masih sayang denganku dan anakku. Lahh,,,, kenapa dia meniggalkamu demi perempuan lain??? Mengorbankan perasaan mu dan anakmu!!! Karena dia telah menodai perempuan itu, karena dia tidak bisa hidup tampa perempuan itu dan perempuan itu lebih cantik dari ku lebih muda la lagi. Suamiku bilang jika kelak dia tidak bahagia dengan perempuan itu, aku akan kembali padamu… Oh damn so selfish man, bisik ku dalam hati.

Hmmmmm… Dil ini emang sulit, tapi kamu hanya punya dua pilihan. Pertama hidup dimadu dan kedua memilih perceraian ketika kamu sudah membuat keputusan akan lebih baik kamu tahu konsekuensinya dan jangan ada kata penyesalan karena apapun jadinya nanti ini adalah yang terbaik buat mu. Hidup dipoligami tidaklah gampang, kamu harus siap lahir dan bathin, karena manusia tidak bisa berbuat adil. Suamimu tahu agama kuliah di perguruan tingggi agama tapi justru tidak melaksanakannya dengan benar. Kamu istri sahnya tapi masih lapar mata dengan wanita lain, kamu tidak dinafkahi lahir bathin dan dia lupa akan tanggungjawab sebagai suami dan tanggungjawab sebagai ayah dari anakmu. Gimana jadinya klo kamu dipoligami justru akan membuat dia semakin ngelunjak dan batin mu akan lebih tersiksa dan tertekan. Dampak ibu tertekan juga berdampak terhadap perkembangan psikologis anak mu Dil, dia akan lebih tertekan lagi karena bagaimanapun perasaan seorang anak lebih dekat dengan ibunya kecuali kamu siap untuk dipoligami siap lahir dan bathin. Jika kamu memilih hidup berpisah kamu harus siap dengan menjadi single mother, lebih giat berusaha demi hidupmu dan anakmu, namun kamu bebas Dil, bebas dari tekanan fikiran, bebas dari beban perasaan kamu hanya fokus dengan anakmu, menata hidup untuk lebih baik dengan kepribadian yang kuat, kuat bagi dirimu dan kuat bagi anakmu. Semua harus jelas Dil, tidak ada kata pasrah tampa kepastian,  jika ada awal pasti ada akhir, hitam di atas putih tidak selalu berunjung hukum jika kita tidak konsisten. Sekarang tinggal kamu yang menentukan ini bukan menerima takdir, tapi ini adalah hidup dimana kita membutuhkan sebuah keberanian untuk memilih dan membuat keputusan dan yakinlah ini adalah skenario Indah hidup dari-Nya. Tinggal menunggu waktu yang tepat, hingga disaat waktunya datang kamu akan tahu inilah KEBAHAGIAAN itu.

Senin, 28 November 2011

FAKTA KEISTIMEWAAN PEREMPUAN


Lanjutan dari cerita PEREMPUAN kali ini adalah membahas fakta keistimewaan makhluk  yang bernama PEREMPUAN. Ehemm, bukan karena blogger perempuan ataupun ingin pamer.com, alay, lebay atau apapun istilah yang akan muncul nanti. Namun karena ini menyangkut kebenaran yang harus diungkapkan.

Ketika seorang perempuan diciptakan, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Karena Tuhan membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia, namun harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan bagi orang yang ada disekitarnya. Tuhan memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang sering kali datang dari anak-anaknya. Tuhan memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh. Tuhan memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya bahkan menolaknya. Tuhan memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya. Tuhan memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu.


Dan akhirnya Tuhan memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan. Air mata bukan selalu berarti kesedihan, air mata bisa berlambang kebahagian bahkan kekuatan seperti yang dikatakan teman ku yang juga seorang perempuan. Kecantikan seorang perempuan bukanlah dari sosok yang ditampilkan (wajah atau tubuh), pakaian yang dikenakannya, atau bagaimana ia menyisir rambutnya. Kecantikan seorang perempuan harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya, tempat di mana cinta berada. 


P.E.R.E.M.P.U.AN


Mari kita merenungi makna dari kata PEREMPUAN:
P: Pesonanya memang luuaaaaarrRRRR biasa
E: Energy from inside
R: Rayuan mautnya bisa membawa berkah dan musibah
E: Emang mahkluk yang enak dipandang dan dinikmati
M: Manusia dengan fikiran yang balance
P: Paling sempurna dalam bekerja
U: Uang bukan segalanya, tapi klo ada lebih baik baginya
A: Ada kelembutan dibalik kemarahannya
N:  Newsworty,  patut dijadikan berita dalam segala hal

Pesona perempuan memang luar biasa, biasanya dibalik lelaki yang sukses selalu disertai dengan perempuan dibelakangnya. The power of women mampu membentuk karakter laki-laki, mewujudkan impian, bahkan juga menghancurkan impian tersebut. Fakta berbicara bahwa sebahagian pemimpin dunia mengalami shock of emotion dan bahkan  down ketika perempuan yang  mereka cintai berkhianat ataupun pergi untuk selamanya. Tulisan ini memang dibuat sesuai selera blogger sendiri, bukan berarti ide ini muncul dengan sendirinya ataupun ehhmmmm…, dengan tidak bermaksud memandang remeh kaum LAKI-LAKI. Jikalaupun laki-laki merasa sakit hati dengan tulisan ini, maka blogger minta maaf (silahkan saja sakit hati EGP…hehheehe) *Peace all man..^_^

Senin, 18 Juli 2011

Lelaki Cacat Itu Adalah saudara ku

 Yogyakarta , 3 Juli 2011

Teringat akan 20 tahun yang lalu, saat malaikat berjubah putih mengahampiri rumah kami dan membawa serta saudara laki-laki tertua kami, laki-laki yang tak sempurna namun hatinya teramat sempurna untuk memahami, memaklumi dan menyanyangi setiap orang yang ada disekitarnya. Laki-laki cacat namun sikap dan tauladannya masih melekat dalam ingatanku.

Tahun 1975 adalah tahun kelahirannya, dia terlahir cacat bisa dikatakan tidak sempurna dialah udaku, bagi orang minang uda adalah sebutan saudara laki-laki tertua atau lebih tua dari yang memanggil. Kami lima bersaudara (Uda, Uni, kakak, uda lag dan aku) uda adalah saudara laki-laki tertua kami dan aku adalah anak terakhir atau bungsu dalam keluarga. Ketika aku sudah bisa berjalan uda belumlah bisa berjalan walaupun setiap pagi di latih kedua arang tua kami untuk berjalan akhirnya ketika aku mulai bisa berlari barulah uda bisa berjalan itu cerita mama. Bajunya selalu basah dengan air liurnya, ketika makan, makanan tersebut selalu keluar dari hidungnya. Sulit baginya untuk menelan makanan sehingga setiap akan makan jari telunjuk berfungsi untuk mendorong makanan kedalam tenggorokannya. Setiap pagi dia seperti bayi bahkan lebih karena uda selalu mengeluarkan kotoran yang keluar tampa disadarinya, sehingga bau tidak sedap menyebar kemana-mana. Tentu saja uda tidak menginginkan hal ini karna dia paham malu, dia paham tidak pantas lagi mengeluarkan kotoran tidak pada tempatnya, dia juga paham malu selalu dimarahi, uda paham kalau ini mengganggu penciuman orang-orang disekitarnya. Namun apa mau dikata ini takdir baginya sehingga setiap pagi uda selalu mendapat perlakuan yang tidak mengenakan, Uda hanya bisa menangis tampa suara dan perlakuan ini seperti sarapan pagi baginya.

Alangkah sulit bagi udaku melewati hari-harinya namun tidaklah ia pernah mengeluh, tidak sepatah katapun dia merasa kecewa, tidak terlihat kesedihan di wajahnya, dia selalu tersenyum selalu ceria, selalu ingin berbagi dengan saudarnya dan dengan setiap orang. Aku masih ingat ketika uda memiliki uang, mainan, makanan semuanya  dia berikan kepada kami sehingga apa yang dia miliki akan selalu menjadi milik kami walaupun harus kehilangan apa yang ia miliki dia selalu ikhlas. terkadang saudara laki-laki yang satunya selalu merampas barang-barang berharganya, barang yang baru saja dia miliki uda tidak pernah marah dia hanya diam saja, itulah uda. Ketika orang tua kami tidak di rumah, uda selalu amanah dengan pesan orang tua untuk menjaga adik-adiknya namun si adik yang tak tau diri selalu mengolok dan tidak patuh pada uda. Aku masih ingat ketika orang tua kami tidak dirumah uda menjaga kami layaknya orang tua, mengingatkan untuk segera pulang kerumah ketika sore tiba, mengingat kan ketika harus makan dan lain sebagainya. Padahal untuk makan saja uda susah butiran nasi selalu bertebaran dimana-dimaa dan karna hal sepele tersebut uda dimarahi lagi dengan alasan si kakak capek untuk menyapu rumah, saat itu aku hanya bisa diam melihat uda dipojok luar dapur serta merta menyuap nasi dan air mata mengalir dipipinya lagi-lagi tampa suara. Ternyata kecacatan uda menjadikan dia tidak dihargai.

Mamaku cerita padaku saat uda bersekolah, uda ingin seperti anak-anak lainya bisa bersekolah, menggunakan seragam sekolah, membawa tas dan memiliki banyak teman. Adakah guru yang mau menerima uda??? Alhamdulillah uda ternyata bisa bersekolah namun hanya di kelas satu sekolah dasar saja. Cerita mamaku lagi uda selalu pulang digendong teman atau orang-orang yang memang ingin mengatarnya pulang. Dan tidak jarang juga ada yang menghina kecacatan uda, namun yang pasti uda tidak pernah menyakiti perasaan orang lain. Uda selalu pergi kemana ia mau, semua ia lakukan dengan jalan kaki terkadang berjalan sampai puluhan kilo. Ketika pulang uda selalu membawa uang yang banyak, aku tidak tahu darmiana asal uang itu yang pasti uang ditangan selalu habis dibagikan pada adik-adiknya. Tak jarang karena hal tersebut mengundang kemarahan papa, karena ia mengira anaknya menjadi pengemis atau peminta-minta,  padahal uang tersebut bukanlah hasil meminta namun diberi oleh saudara yang kebetulan bersua dengannya ataupun orang yang merasa prihatin dengan kondisinya. Tak jarang juga uda membawa mainan yang memang lagi trend pada masanya,dan semua serta merta diberika pada adik-adiknya

Uda selalu mengalah dan melindungi saudara dan orang disekitarnya... Adakah orang cacat yang pantas untuk dikasihi justru mengasihi orang yang sempurna, memberi perhatian yang tulus. Aku teringat dengan tanteku yang sering diitinggal suaminya ketika bertugas diluar kota (mandah),karena uda mempunyai rasa peduli,  uda lah yang selalu siap menemani tanteku dirumahya. Uda lah orang yang tidak sempurna, namun sungguh tulus hatinya untuk melindungi orang yang ia kasihi. Setiap perlakuan kasar yang ia terima tidak akan pernah menjadi keluhan baginya bahkan uda tidak membalas perlakuan kasar tersebut. Penyesalanku hingga kini aku pernah menyakiti uda sehingga kepala uda pun dijahit, saat itu aku berumur 5 tahun aku digedong oleh tanteku kita sedang asik bercanda dan tidak sengaja  ayunan kakiku membuat uda terjatuh sehingga luka pada kepalanya. Saat itu aku ketakutan sekali dan uda tidak marah padaku bahkan ia melindungiku dari amarah orang tua, aku masih teringat dengan ucapan uda "Jangan marahi nini, karena aku jatuh karena kelalaianku karena ku sendiri bukan karena nini". Dialah lelaki cacat yang di saat terluka sakit masih memikirkan dan melindungi orang yang melukainya

Uda selalu mendapat perlakuan yang tidak adil, namun dia tidak pernah menuntut ketidakadilan dan senyum selalu menghiasi bibirnya. Hingga di tahun 1991 disaat itu aku berumur 6 tahun dan uda beurmur15 tahun, 1 hari uda menahan sakit tergelatak dikasur tak ada suara tak ada air mata dan tak ada keluhan hingga di penghujung nafas terakhir. Semua begitu tenang dan damai, seakan ia paham inilah saatnya tepat baginya untuk meninggalkan semuanya, meninggalkan adik-adik dan orangtua yang ia cintai dengan sepenuh jiwanya. Angin sore berhembus hangat menyelubungi langit sore yang beranjak senja, adzan pun berkumandang dari  arah utara rumah kami... Innalillahi waiinaillahi rojiun, doa dan kumandang adzan mengahantar kepergian uda.

Seminggu setelah kematian uda, aku bermimpi bertemu dengannya, disampingya ada seorang lelaki tua berwajah lembut dengan janggut yang panjang memakai sorban putih dan jubah putih begitu juga dengan uda semua serba putih, mereka saling bergandeng tangan lalu menatapku dengan senyuman. Ada cahaya terang bundar mengelilingi mereka lalu dengan perlahan mereka naik dan naik menuju langit hingga tak terlihat oleh pandangan. Akupun terbangun dari mimpiku dan aku yakin uda bahagia disana karena syurga adalah tempat yang pantas baginya.

Aku ingin uda bisa merasakan apa yang aku rasakan dan betapa aku menyesal akan kejadian yang silam. Setiap aku teringat uda aku hanya bisa menagis dan berdoa untuknya. Aku ingin uda bisa membaca tulisan ini sebagai ungkapan rinduku padanya. Siifat dan sikapnya adalah tauladan bagiku, bagiamana mengayomi, bagaimana melindungi, bagaimana menghargai, bagaimana membahagiakan orang lain, amanah dan ikhlas itulah uda. Uda ku adalah lelaki cacat yang sempurna hatinya

Senin, 24 Januari 2011

PROFESIONALISME DAN PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENCAPAI KEPUASAN PENGGUNA


Pendahuluan
            Perpustakaan yang selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat informasi erat hubungannya dengan SDM atau orang yang bekerja mengelola perpustakaan (pustakawan), bagi masyarakat awam profesi pustakawan merupakan pekerjaan most unpopular job (pekerjaan paling tidak menyenangkan) tapi siapa yang tahu bahwa pekerjaan seorang pustakawan sangatlah complet, bergengsi dan intelek karena pekerjaannya bersentuhan dengan ilmu pengetahuan dan memerlukan keahlian khusus. Dikatakan pustakawan sebagai profesi dapat kita lihat dalam pengertian profesi dan pustakawan itu sendiri. Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, ketrampilan, kejujuran, dan sebagainya (Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan, 2010: 100) dan salah satu pengertian dari pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang dimilikinya melalui pandidikan (Lasa Hs. Kamus Kepustakawanan Indonesia, 2009: 295). Dalam pengertian ini jelas dikatakan bahwa (1). Profesi pustakawan memerlukan keahlian dikarenakan kegiatan perpustakaan yang terdiri dari proses collecting, proccesing, dessiminating, preservation and conservation. (2) Yang dikatakan pustakawan adalah orang yang telah menempuh pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi. 

Profesionalisme Pustakawan Saat Ini?
Dari uraian di atas ada tiga kunci yang terdapat pada kata profesi dan profesional, pertama merupakan sebuah pekerjaan yang dapat memberikan nafkah, kedua ada latar belakang pendidikannya dan ketiga ada keahlian serta ketrampilan yang diperoleh dari pendidikannya tersebut. Jika demikian bagaimana dengan kondisi profesionalisme pustakawan saat ini? Apakah pustakawan sudah melaksanakan tugasnya dengan profesional? Fakta di lapangan menunjukan bahwa masih ada pustakawan yang belum profesioanal dalam pekerjaannya, berikut ini merupakan faktor pemicu ketidak profesinalismean pustakawan dalam pekerjaan diantaranya adalah:
1.    Latar belakang pendidikan pustakawan.
Latar belakang pendidikan pustakawan yang non-perpustakaan sedikit banyak dapat menghambat lancarnya kegiatan kerja sehingga profesionalisme pustakawan sebagai tenaga fungsional diragukan. Pernyataan pustakawan merupakan tenaga profesional yang menuntut keahlian khusus, sesuai dengan pernyataan Lasa HS yang mengatakan bahwa pendidikan profesionl diarahkan terutama untuk pengusaan keahlian tertentu. Dengan tujuan pengembangan profesi pustawakan itu sendiri sehingga pustakawan mampu menduduki dan melaksanakan jabatan fungsional dengan baik. Sehingga sedikit banyak dapat mengganggu kelancaran kegiatan di perpustakaan. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan beberapa upaya berupa, training dan pelatihan secara continue sehingga pustakawan terlatih secara profesional.
2.    Ketidakmampuan pustakawan dalam berkomunikasi dengan baik.
Penyebab ketidakmampuan pustakawan dalam berkomunikasi diantaranya pustakawan tidak percaya diri atau tidak yakin dengan kemampuannya, pustakawan tidak menguasai bahasa dan yang lainnya. Komunikasi merupakan salah satu soft competency pustakawan, Sri Rohyanti Zulaikha mengatakan bahwa salah satu soft competency diantaranya adalah kemampuan komunikasi dan bagaimana berkomunikasi yang efektif karena pustakawan adalah  mitra intelektual yang memberikan jasa kepada pemakai. Jadi seorang pustakawan harus ahli dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Sependapat dengan Lasa mengatakan bahwa seorang pustakawan yang profesional adalah seorang manajer informasi yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan perpustakaan terutama pada era informasi ini dimana  dituntut mampu dalam berkomunikasi ke segenap lapisan masyarakat.merupakan manejerial ilmu untuk itu pustakawan dituntut mampu berkomunikasi ilmiah secara lisan maupun tertulis. Dapat dismpulkan bahwa komunikasi yang baik merupakan modal utama untuk mendukung kelancaran interaksi yang baik pula antara pustakawan dan pustakawan dengan pemustaka sehingga pekerjaan sebagai penyedia jasa informasi dan penerima jasa informasi berjalan lancar. Selain itu dapat dilakukan kegiatan pelatihan dan lomba menulis artikel, pidato, story telling dengan tujuan pustakawan terlatih dan termotivasi untuk menulis sehingga masalah komunikasi dapat diatasi. 
3.    Belum adanya kesiapan pustakawan sebagai penyedia jasa informasi dalam arti pustakawan masih menganggap dirinya hanya duduk diam menjaga koleksi. Ini disebabkan kurangnya rasa ingin tahu dan rasa empati terhadap pekerjaan dan pengguna untuk itu perlu diadakannya suatu pelatihan yang mengasah emotional intelligence pusatakawan. Pelatihan ini bertujuan untuk memahami perasaan masing-masing dan orang lain sekaligus dapat memotivasi diri untuk lebih peka terhadap lingkungannya. Sri Rohyanti Zulaikha mengatakan bahwa ketrampilan profesi pustakawan saat ini bukanlah penjaga koleksi tapi penyedia informasi, dengan media informasi yang semakin beragam.
4.    Pustakawan pasif atau kurang aktif dalam perkembangan dunia informasi dan kemajuan teknologi informasi. Hal ini dapat menyebabkan perpustakaan akan ketinggalan dalam pemanfaatan teknologi informasi, jika pustakawan tidak mampu mengikuti perubahan dengan bijak maka perpustakaan dengan sendirinya kurang diminati pengguna sekaligus tidak dapat menyokong tujuan lembaga induknya. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pelatihan tentang bagaimana menggunakan perangkat teknologi informasi yang pada dasarnya pelatihan ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
5.    Pekerjaan pustakawan yang tidak terarah dalam arti dalam penguasaaan ilmu perpustakaan yang serba general dan setengah-setengah (unspecialist librarian). Hal ini dapat menghambat kelancaran kerja sekaligus menghambat target yang telah disepakati. Dengan spesialisasi dibidang ilmu tertentu mampu memahami kebutuhan penggunanya, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penempatan yang jelas (job descrption) dengan memperhatikan keahlian masing-masing pustakawan selain itu dapat dilakukan pelatihan sesuai dengan keahlian tersebut.
6.    Pustakawan yang tidak asertif  terhadap pemustaka.
 Asertif merupakan sebuah sikap yang mampu memahami orang lain tampa menyinggung persaan orang tersebut. Jika pusatakawan mampu bertindak asertif maka dapat tercipta iklim yang kondusif dan bersahabat. Sebagai wujud sikap asertif pustakawan perlu memupuk rasa kasih sayang tanpa pamrih, mau menghargai orang lain apa adanya, mau mengakui nilai-niai individualitas seseorang, mempunyai komitment secara mutlak untuk menjaga hubungan, rasa penerimaan dan memberi kesempatan kepada orang lain, dan action untuk menjaga hubungan agar tetap harmonis (Kalarensi Naibaho)

 Pustakawan Sebagai Anggota Profesi?
Terdapat beberapa unsur mengapa pustakawan dikatakan sebagai anggota profesi diantaranya, ada lembaga pendidikan, memiliki organasiasi profesi, ada kode etik, majalah ilmiah dan tunjangan pustakawan. Implementasi pengakuan pustakawan sebagai anggota profesi dapat dilihat dalam Kode Etik Pustakawan Tahun 2006 dan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Kode etik pustakawan Indonesia tahun 2006 pasal 7 menyatakan bahwa, pustakawan  sebagai anggota profesi membayar iuran keanggotaan secara disiplin, mengikuti kegiatan organisasi sesuai kemampuan dengan penuh tanggung jawab, mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan pripadi.
Organisasi profesi pustakawan yang disebut dengan IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) mulai dari tingkat pusat, daerah propinsi dan kabupaten kota telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya, (1). Mengadakan dan ikut serta dalam kegiatan ilmiah tentang perpustakaan, dokumentasi dan informasi baik dalam dan luar negeri. (2) Mengusahakan keikutsertaan pustakawan dalam pembangunan Nasional dibidang perpustakaan, dokumentasi  dan informasi. (3) Menerbitkan Pustaka dan atau mempublikasikan bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. (4) Membina forum komunikasi antar pustakawan atau kelembagaan perpustakaan, dokumentasi dan informai ( Hilman Firmansyah. Peran Ikatan Pustakawan Indonesia Terhadap Kompetensi Pustakawan. 2010)
Sejauh ini peran pustakawan sebagai tenaga profesi hanya sebatas wacana   dalam arti belum optimal, program yang telah disepakati tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan. IPI sebagai organisasi profesi seharusnya bertindak cepat dalam mengatasi berbagai peramasalahan dengan mengambil tindakan dalam wujud kegiatan-kegitan yang bersifat membangun baik itu bagi pustakawan, maupun organisasi profesi itu sendiri sekaligus lembaga dimana pustakawan itu bekerja.
Kemapanan IPI sebagai sebuah organisasi profesi belum optimal, sehingga belum bisa disejajarkan dengan organisasi profesi lain seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Akutan Indonesia (IAI) Persatuan Guru Indonesia (PGRI) dan yang lainnya. Padahal dengan adanya organisasi profesi pustakawan dapat melakukan banyak hal terutama sebagai sarana komunikasi antar pustakawan dalam menyalurkan ide, masukan, keluhan sehingga masalah yang muncul dapat diantisipasi sedini mungkin. Kegiatan lain dapat berupa pelatihan dan seminar bagi pustakawan baik itu pelatihan yang pada dasarnya untuk meningkatkan kompetensi pustakawan. Pelatihan social skill, assertive communication, kecerdasan emosional, quantum learning dan quantum teaching, pemanfaatan teknologi informasi, dan masih banyak yang lainnya. Seminar yang dapat dilakukan berupa kompetensi untuk profesi pustakawan, perkembangan dunia informasi, mengkaji kebutuhan pengguna informasi, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa antara pustakawan dan organisasi profesi merupakan satu mata rantai yang saling berhubungan jika pustakawan dan organisasi profesinya mampu berkompetensi maka organisasi profesi pustakawan dapat disejajarkan dengan profesi lainnya.
           
Peran Pustakawan Sebagai Mahkluk Sosial Di Perpustakaan 
Pustakawan juga manusia, yang artinya pustakawan sebagai mahkluk sosial mempunyai peranan penting terutama dalam melayani masyarakat pengguna jasa informasi. Peran dan tugas pustakawan tidak lepas dari tugas dan  fungsi lembaga induknya sebagai lembaga penyedia akses informasi seluas-luasnya kepada pengguna dengan cepat dan tepat.
Pustakawan sebagai mahkluk sosial dapat dilihat dari Interaksi antara pustakawan dan pengguna jasa informasi ini merupakan implementasi suatu pola hubungan sosial. Secanggih apapun automasi yang digunakan di perpustakaan hubungan personal tetap akan diperlukan contohnya, user education, bimbingan konseling, dan yang lainnya. Jadi hal utama yang menjadi pertimbangan untuk mencapai kepuasan pengguna (interaksi) diperlukan kompetensi pustakawan dalam berkomunikasi.
Adapun kompetensi-kompensi yang harus dimiliki pusatakawan dalam melakukan komunikasi adalah, Assertive communication, bahwa setiap aktivitas diperpustakaan memerlukan komunikasi yang baik antara pustakawn maupun pustakawan dengan pengguna jasa informasi. Menurut De Saez dalam Klarensia Naibaho Pustakawan asertif: Idaman masyarakat! (tinjauan terhadap tugas dan kompetensi pustakawan dalam mencapai  kepuasan pengguna) strategi komunikasi yang dapat dipergunakan di pusat informasi adalah strategi komunikasi AIDA (Awareness, Interest,Decition)
Awareness, bahwa pusat informasi harus mampu menarik perhatian pengguna untuk dapat mengetahui dan apa saja yang dapat ditawarkan oleh perpustakaan. Interest, apabila komunikasi telah dibangkitkan, dapat dilakukan upaya menumbuhkan ketertarikan, minat pengguna untuk mengakses informasi yang disediakan. Dari rasa ketertarikan tersebut perlu dilakukan kegiatan lanjutan demonstrasi berupa ajakan yang mengarah pada pengambilan keputusan dan untuk mengikuti kegiatan yang ditawarkan tersebut yang disebut dengan (action) atau tindakan. Pustakawan tidak hanya sebagai penyedia informasi tapi juga menjadikan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi pemustaka dalam rangka mencapai masyarakat yang cerdas.
Kesimpulan
Pada dasarnya peran pustakawan sebagai anggota profesi sekaligus sebagai penyedia jasa informasi berdampak pada:
1.      Kepuasan pemustaka, dapat dicapai dengan memberikan layanan perpustakaan yang berkualitas.
2.      Kualitas layanan hanya dapat dijamin dengan tenaga pustakawan yang profesional dan mampu berkompetensi
3.      Organisasi profesi sebagai wadah untuk membangun dan mengembangkan kompetensi pustakawan 

 Daftar Pustaka

Firmansyah, Filman. 2010. “Peran Ikatan Pustakawan Indonesia Terhadap Kompetensi Pustakawan” diambil dari http://perpusunpas.wordpress.com/2009/03/28/peran-ikatan-pustakawan-indonesia-terhadap-kompetensi-pustakawan/ pada tanggal 13 Oktober 2010 Rabu Jam 05: 05
Forum Kajian Budaya dan Agama. Kecerdasan Emosi (emotional intelligence) dan Quantum Learning. 2001. Yogyakarta: Forum Kajian Budaya dan Agama.
Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia: Kamus lengkap istilah-istilah pustaka dan perpustakaan yang ditulis lengkap oleh pustakawan senior. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Lasa HS. 2010. “Pendidikan dan Profesi Pustakawan. Diambil dari http://kober.tripod.com/artikellasa-7.html. pada tanggal 3 November. Rabu 09:10
Mauglib. 2010. “Profesionalisme Pustakawan dan Tugas Pustakawan Profesional” diambil dari http://maunglib.wordpress.com/koleksi-artikel/profesionalisme-pustakawan-dan-tugas-pustakawan-profesional/. Pada Tanggal 6 Oktober. Rabu Jam 20: 23
Naibaho, Clara. 2010. “Pustakawan Asertif: Idaman Masyarakat (Tinjauan terhadap tugas pustakawan dalam mencapai kepuasan pengguna)diambil dari file://localhost/E:/peran%20dan%20profesionalitas//Pustakwan%20Asertif.mht. Pada Tanggal 6 Oktober. Rabu Jam 20: 30

Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu perpustakaan dan Kode Etik Pustakawa. Yogyakarta: Arus Media.
Zulaikha, Sri Rohyanti. 2010. Materi Perkuliahan “ketrampilan sosial dalam konteks kepustakawanan”.

Minggu, 16 Januari 2011

Kiprah dan Pandangan Salmubi Terhadap Dunia Perpustakaan



Salmubi hanyalah anak manusia, anak kampung yang berasal dari desa terpencil  di pesisir Danau Tempe dan dia seorang anak yang mempunyai impian yang sangat sederhana tentang hidup dan cita-citanya. Namun dengan cita-cita yang sederhana itulah dia menjadi seorang sosok teladan bagi anak, istri, keluarga,  saudara, teman bahkan orang-orang yang yang menekuni dunia perpustakaan, baik itu para praktisi dan akademisi. Berbicara mengenai perpustakaan mungkin saja membosankan namun tidak bagi Salmubi sebagai pustakawan berprestasi, baginya perpustakaan mempunyai arti penting dalam kehidupan terutama dalam proses pembelajaran sepanjang hayat jadi jika ingin menyempurnakan kehidupan maka kita harus memanfaatkannya.

Masa Muda
Tidak ada kata “TIDAK BISA” semua dapat dilakukan dan diraih asalkan kita mau, inilah filosfi hidup dari tokoh pustakawan Indonesia yang menerima Juara II Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Asia Tenggara 2009 Congress of Southeast Asian Librarian (CONSAL) Outstanding Librarian Award (Silver Award) 2009, di Hanoi, Vietnam dan merupakan pustakawan Indonesia pertama yang meraih CONSAL Award. Suami dari Tenriampa, SS. M. Hum. ini telah dikaruniai tiga anak masing-masing, Rafidah Mu’adzhah Salmubi, Rabiatul Adawiah Salmubi, dan Abdurrasyiq Habibie.
Sebagai mahasiswa yang aktif pada kegiatan organisasi kampus sekaligus dipercaya sebagai Presedium Lembaga Kemahasiswaaan Unhas tidak membuat kegiatan belajar Salmubi sebagai mahasiswa terganggu ataupun berkurang justru mampu mengikuti perkuliah dengan baik dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan organisasi mengantarnya sebagai mahasiswa teladan Universitas Hasanuddin pada tahun 1991.  Apa arti dari nama Salmubi? Nama Salmubi adalah pemberian neneknya, kata atau nama Salmubi merujuk pada nama seorang kaya raya di kampung Salmubi ketika itu, sehingga nenek salmubi berharap supaya kelak cucunya ini dapat pula menjadi seorang kaya raya nantinya. Kalau tidak kaya harta seperti harapan nenek saya itu, paling tidak aku menjadi kaya ilmu pengetahuan” ujar Salmubi menambahkan.
Siapa sebenarnya pustakawan berprestasi ini? Apa nama Salmubi merupakan nama Hoki? Sal, itulah nama sapaan akrab Salmubi yang lahir di Wajo pada tanggal 1 November 1969. Sal kecil menjalani hidup apa adanya disebuah kampung terpencil di Sulawesi Selatan. Kampung Sal dimana ia dibesarkan berada di pesisir Danau Tempe kalau lagi banjir air berada di bawah rumah (rumah panggung) dan terkadang tak kunjung surut hingga berbulan-bulan. Walaupun hidup dikampung yang serba terbatas tidak membuat Sal kecil tidak kehilangan masa kecilnya untuk bermain dan belajar. Dimasa kecil, Salmubi telah menunjukan kecerdasan dan semangat tinggi untuk selalu belajar. Gemar dan senang membaca buku, beberapa buku yang Ia tamatkan kisah tentang Ade Irma Suryani Nasution, Jose Rizal (Pejuang Philipina) dan masih banyak yang lainnya. Padahal bagi anak-anak kampung seusianya  membaca adalah hal yang langka.
Sal anak dari seorang ayah H. Mangkana (alm) dan ibu Hj. Beta menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi kedua orang tuanya. Selain gemar membaca Sal selalu menjadi nomor satu dikelasnya sehingga Ia pun mampu menyelesaikan program Sekolah Dasar dalam waktu 5 tahun pada SDN No. 23 Baru Orai Tempe. Sal yang baru duduk dikelas 5 Sekolah Dasar sudah menjadi anak yatim. Sebagai anak yatim tidak membuat Sal pantang menyerah, dalam dirinya selalu tertanam untuk selalu bekerja dan belajar keras, mandiri dalam menjalani kehidupan termasuk dalam studi. Prinsip hidup untuk berhasil menjadi yang terbaik itulah yang ditanamkan sal dalam dirinya. Sehingga untuk mewujudkan cita-citanya sejak kecil Sal berbisnis menjual makanan dan buah-buahan yang penting dapat menghasilkan uang ujar Sal lagi.
Cita-cita masa kecil Sal ingin menjadi seorang Insinyur walaupun arti insinyur tidak diketahuinya, Sal hanya membaca beberapa informasi yang didapatnya dari koran-koran bekas. Sadar akan kondisi sebagai anak yatim, kehidupan Sal diisi dengan perjuangan tanpa henti hingga kejenjang Perguruan Tinggi. Boleh dikatakan sejak menjadi anak yatim hingga ke perguruaan tinggi keseharian Sal habis dengan bekerja dan belajari, ingin menjadi orang yang nomor satu dalam sekolah dan dalam banyak hal itulah Sal.

Pendidikan dan Karir
Setelah menyelesikan SMAN 1 Sengkang, Salmubi melanjutkan pada Perguruan Tinggi Hasanuddin (UNHAS) Makasar dalam Program Diploma D3 Perpustakaan. Yang terbayang dalam benak Sal untuk piihan ini, pertama pustakawan yang kurang, jurusan ini tentu mempunyai prospek dan peluang besar nantinya, kedua menjadi pustakawan itu pasti di kota dan di kantor.
Pendidikan Diploma Perpustakaan menjadi starting point penting Salmubi dalam kiprahnya di dunia perpustakaan. Semangat belajarnya sangat tinggi, bukan hanya terhadap ilmu perpustakaan, tetapi juga tentang kehidupan. Salmubi pun terlibat aktif dalam kegiatan oganisasi sejak mahasiswa sampai berkarier sebagai pustakawan. Semasa mahasiswa, ia pernah di HMI, Ikatan Kelompok Studi Ilmu Perpustakaan (Ketua, 1989), Badan Permusyawaratan Mahasiswa (Ketua 1990), dan Presedium Lembaga Kemahasiswaan Unhas (1991). Baginya, organisasi merupakan media pembelajaran efektif guna memperkaya horizonnya hidupanya.
Chemistry semangat belajar dan berorganisasi mengantarkan Salmubi meraih penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan UNHAS Tahun 1991. Selepas D3 Perpustakaan, ia melanjutkan pendidikan di Jurusan Sastra Inggris sebagai catatan Salmubi alumni SMA yang mampu berbahasa Inggris. Pilihan itu oleh sebagian besar teman kuliahnya dianggap sebagai langkah “berani”. Sebab, alumni D3 Perpustakaan ketika itu, umumnya, melanjutkan pendidikan di Fisipol. Tetapi, bagi Salmubi itu bukan masalah, meskipun, ia harus kuliah lebih lama. Sebab, jumlah SKS yang disesuaikan di Fakultas Sastra ketika itu hanya 18 SKS atau setara dengan satu semester saja. “Bagi saya setiap pilihan pasti ada resiko, resiko dari pilihan harus kita hadapi. Dan, setiap pilihan sulit, di baliknya ada keberuntungan besar” katanya melanjutkan.
Tidak dengan kemudahan dan perjalanan “mulus dan mudah”. Saat menjadi mahasiswa sastra Inggris, Salmubi diterima sebagai CPNS Perpustakaan Nasional RI (1992). Penempatannya di luar Makassar. Tetapi, SK CPNSnya itu ia abaikan. Sebuah pilihan sulit. Ia memilih untuk tetap melanjutkan kuliah. Selang beberapa bulan kemudian Salmubi diterima bekerja di Perpustakaan Politeknik Negeri Ujung Pandang. Berhubung pegawai baru terikat kontrak tidak boleh kuliah sehingga mengharuskan Salmubi kerja full di kantor dan mengambil cuti kuliah akademik selama beberapa tahun. Hingga, Direktur baru terpilih kebijakan berubah, Salmubi dapat melanjutkan kuliah lagi (termasuk S1 Perpustakaan) hingga selesai.
Bekerja di Politeknik penuh dengan tantangan. Perpustakaannya masih baru dan kecil lagi luasnya 5x7m. Koleksinya pun sedikit - sekitar 250 judul buku. Tapi, kondisi minus itu tidak menyurutkan semangatnya. Bahkan, ia lebih tertantang melakukan berbagai terobosan, antara lain, menuntut adanya alokasi anggaran rutin perpustakaan yang lebih memadai dan peningkatan keberpihakan pimpinan terhadap pengembangan perpustakaan sebagai pusat belajar.
Masa tersibuk Salmubi selain berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Salmubi juga melanjutkan pendidikan S1 Perpustakaan (Program Ekstensi) tahun 1995 di Fisipol Unhas. Pukul 8 pagi hingga 16 sore, Salmubi bekerja dan kuliah di Fakultas Sastra. Pukul 16 sampai 22, kuliah di Ekstensi. Setelah itu, ia menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Praktis istirahat hanya rata-rata 4 jam sehari. Salmubi berhasil menyelesaikan S1 Perpustakaan (1997) dan Sastra Inggris (2000). Walaupun untuk menjalani semua ini perlu pengorbanan waktu, biaya, tenaga yang sungguh melelahkan. Salmubi mampu menunjukan eksistensinya sehingga ia pun terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi Terbaik di Fakultas Sastra dan lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Profesi sebagai pustakawan menjadikannya lebih progressive dan dinamis. Sehingga pada tahun 1998, Salmubi diangkat sebagai Kepala Perpustakaan Politeknik hingga tahun 2001. Ditahun yang sama Salmubi mendapatkan beasiswa S2 dari Australian Development Scholarship“ untuk belajar ilmu perpustakaan di Adelaide, south Australia. Rejeki lanjut studi itu merupakan salah satu buah kerja keras dan pengabdiannya selama ini dan inilah yang menjembati dan mengembangkan karir Salmubi sebagai pustakawan.
Kuliah di luar negeri beda jauh dengan di Indonesia. Obyektivitas dosen dalam menilai menjadi salah satu faktor yang mendorong orang untuk belajar lebih serius. Proses pengajaran dari kurikulum sampai dengan pemeriksaan tugas sangat terorganisir dan sistematis. Sehingga kesehariannya sebagai mahasiswa adalah belajar dan belajar serta menyelesaiakan tugas-tugas perkuliahan. Selain itu Salmubi welcome dan akrab sekali dengan teman kuliah baik dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan. Selama menjalani perkulihan di luar negeri kendala utama yang dihadapi salmubi adalah kemampuan bahasa, terutama dalam menulis. Semua ini dapat dilalui hingga Salmubi mampu menyelesaikan kuliahnya dan menyadang gelar Master of Information Management pada tahun 2003.
Dibalik suksesnya salmubi dalam karir dan hidupnya adanya peran keluarga dan kolega. Bagi Salmubi memilih teman bergaul haruslah selektif,  memiliki visi jelas, motivasi tinggi, sukses dalam hidup dan kariernya. Dengan tujuan mendapatkan banyak inspirasi dari mereka sehingga dapat digunakan dalam menata rencana menuju sukses. Tapi, kunci dari semuanya adalah ketekunan dan semangat pantang menyerah dalam melakukan setiap pekerjaan kita. Katanya melanjutkan.
Banyak best practices penyelenggaraan perpustakaan yang Salmubi dapatkan. Kemudian, hal itu diterapkan secara bertahap di perpustakaan. Hasilnya, tercatat 3 kali, ruang perpustakaan pindah - ke ruangan yang lebih besar dalam periode 3 tahun. Dana rutin perpustakaan plus keberpihakan pimpinan sudah terlihat, meskipun dengan sejumlah keterbatasan. Bagi Salmubi, semua permasalahan dianggap sebagai tantangan yang melahirkan peluang untuk meraih kemajuan. Dan, tidak ada alasan untuk tidak berkarya hanya karena ada sejumlah hambatan atau persoalan.
Selain sebagai pustakawan di Perpustakaan Politeknik Negeri Ujung Pandang, Sal pernah diberi tanggungjawab sebagai Instruktur Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Hasanuddin, 1991-1992. Jabatan sebagai Kepala Perpustakaan Politeknik Negeri Ujung Pandang dan Sekretaris Tim Pengembangan Kampus Baru Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2007 sampai sekarang
Berbagai terobosan ia lakukan. Sebagai Master of Information Management, Salmubi ingin segera  mewujudkan mimpinya memajukan Perpustakaan Politeknik menjadi perpustakaan akademik yang representatif. Tahap pertama, Salmubi berkontribusi besar dalam “menyulap” gedung perpustakaan (eks gedung locker mahasiswa) sebagai perpustakaan. Kemudian, ia secara bertahap membenahi sistem perpustakaan. Sejak menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Politeknik, Perpustakaan berhasilkan mendapatakan dana hibah dan sumbangan dana dari berbagai institusi untuk pengembangan perpustakaan. Selain, proyek TPSDP, perpustakaan juga mendapatkan bantuan dana dari Singapore Polytechnic dan Groningen University Belanda.
Beberapa pendidikan non-formal yang pernah diikuti Salmubi, diantaranya, (1). Library Training Adelaide TAFE Library, South Australia tahun 1992, Magang di Perpustakaan IPB dan Universitas Indonesia tahun 2005 (2). Library and Information Technology Training, OCLC, Dublin, Ohio Amerika Serikat, 2006, (3) Library Internship Program on Information and Communication Technology in Curtin University of Technology Library, University of Western Australia, Murdoch University Library, Central TAFE of Western Australia, State Library of Western Australia, (4). Library Internship Program, Singapore Polytechnic, Singapura, 2007, (5). Digital Library Training, University Groningen Library, Belanda, April 2007, (6). Technology Innovation Fair, Singapura, Juli 2007, (7). Digital Library Management Internship Program, Hong Kong University Library, April 2008, (8). Comparative Study in National Library of Malaysia and Nottingham University Library, Malaysia, May 2009 dan (9) The 8th Annual Library Leadership Institute, Beijing, China, 2010.




Pengalaman dan Harapan yang berbuah manis
Kesempatan emas bagi Salmubi saat ia mendapatkan scholarship dari IFLA/OCLC Early Career Development Fellowship Program di USA. Dimana  Salmubi mengunjungi berbagai jenis perpustakaan di sejumlah states di USA, antara lain Library of Conggress (Washinton DC) dan American Library Association (ALA) di Chicago. Tidak hanya itu, Salmubi juga menjadi salah satu pembicara pada program “World comes to Illinois” di Chicago Public Library dan di Kantor Pusat OCLC, Dublin, Ohio. “Peristiwa itu sungguh sangat menyenangkan” bagi Sal.
Banyak pengalaman dan inspirasi baru yang Salmubi peroleh dari USA. Dan, semua itu memotivasinya untuk berbuat lebih banyak terhadap dunia perpustakaan di Indonesia. Karena itu, Salmubi terlibat aktif pada berbagai kegiatan pengembangan perpustakaan dan organisasi profesi antara lain pembenahan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Sulawesi Selatan. Ia pun berbagi ilmu dan pengalaman dengan pustakawan lain lewat kegiatan seminar dan pelatihan perpustakaan di tingkat lokal dan nasional. Pengalaman dan pengetahuannya ia sebarkan lewat sejumlah tulisan-tulisannya yang ikut dilombakan di tingkat nasional dimana tulisan-tulisan tersebut tidak luput untuk  mendapatkan penghargaan.
“Oleh-oleh berharga” yang dibawa pulang dari Amerika Serikat adalah “inspirasi” untuk mengabadikan nama B.J. Habibie, mantan Presiden RI ke-3 sebagai nama Perpustakaan Politeknik Negeri Ujung Pandang. Ide ini muncul setelah melihat Bill Clinton Public Library. Salmubi bermimpi mewujudkan hal serupa di Indonesia. Selama kurang lebih satu setengah tahun, Salmubi menyusun gagasan dan ide tersebut dalam sebuah proposal yang isinya meminta kesedian B.J. Habibie untuk diabadikan namanya sebagai nama Perpustakaan Politeknik.  “Dream comes true”, mimpi jadi kenyataan. B.J. Habibie menyetujui ide dan gagasan Salmubi. Meskipun, awalnya, banyak pihak yang meragukan, bahkan pesimis kalau ide dan gagasan itu dapat mewujud.
Pengabadian nama B.J. Habibie sebagai nama Perpustakaan Politeknik ditandai dengan penandatangan prasasti pada hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2007. Peristiwa ini menjadi kenangan manis Salmubi. “Saya hampir tak percaya, kalau ide saya itu mengantar saya bertemu dan berbicara langsung dengan B.J. Habibie – orang saya kagumi selama ini” tuturnya sambil tertawa.
Selain itu, Salmubi mendapatkan pengharagaan sebagai Pustakawan Berprestasi Terbaik I di Sulawesi Selatan. Kemudian, kebahagiannya berlanjut, saat ia dinobatkan sebagai Juara I Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional 2007.  Memperoleh tanda kehormatan ”Satyalancana Karya Satya”, 2008. Prestasi demi prestasi ia ukir. Salah satunya adalah penghargaan sebagai penulis artikel perpustakaan di tingkat nasional sejak tahun 2006 s.d. 2009. Impian Salmubi ingin meraih Juara I sebagai penulis artikel dalam lomba nasional. Sebagai seorang professional muda, Salmubi tidak pernah berhenti berkarya dan berkarya. Ia selalu melakukan setiap pekerjaannya dengan kerja keras dan sikap pantang menyerah terhadap berbagai “problematika” dalam hidup dan kariernya. Ia pun memiliki networking yang luas - dalam dan luar negeri.
Menurut Sal, Perpustakaan adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Jadi, bila kita ingin menyempurnakan kehidupan kita maka kita harus memanfaatkannya. Sal juga mengatakan bahwa Perpustakaan masa depan akan sangat ditentukan oleh perkembangan ICT. Teknologi inilah yang berkonribusi terhadap perubahan paradigm penyelenggaraan perpustakaan masa kini dan masa depan. Catatan penting yang perlu diingat bahwa pustakawan itu adalah profesi yang bagus untuk mengantar kitauntuk menjadi cendekia yang arif dan bijaksana. Berdasarkan pengalaman Salmubi menjadi pustakawan dalam kunjungannya keluar negeri bahwa pustakawan di luar negeri sangat terhormat, saya berkali kali menikmati kehormatan itu.
Dari beberapa kunjungan Salmubi ke luar negeri membuat Salmubi banyak belajar dari hal-hal yang dlihat, dialami, dan kemudian pelajari, ia mengatakan bahwa ini semua berkontribusi besar dalam memberkaya perspektif dan horizon berpikir saya dalam menata dan menjalani totalitas kehidupan ini dan karir tentunya.
Yang menjadi perhatian dan Salmubi dalam dunia perpustakaan adalah bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Teknologi Informasi (IT), Salmubi  mengatakan bahwa perpustakaan masa depan akan sangat ditentukan oleh perkembangan ICT, dengan teknologi inilah yang mampu berkontribusi terhadap perubahan paradigma penyelenggaraan perpustakaan masa kini dan masa depan, Implementasi IT dan penciptaan suasana perpustakaan, sehingga menjadi “surge” bagi pemakai untuk terus dan terus berada di perpustakaan.  Selanjutnya peran pustakawan sebagai penyedia jasa informasi akan bergeser, dengan adanya teknologi pustakawan sekarang berperan sebagai penyedia akses terhadap informasi. Tetapi intinya, pustakawan berkewajiban mendekatkan informasi kepada pemakai atau mendekatkan pemakai kepada sumber-sumber informasi yang dimiliki perpustakaan.
Lalu bagaimana tanggapan dan harapan Salmubi terhadap pustakawan Indonesia. Dalam hal kompetensi pustakawan Indonesia harus terus ditingkatkan, dengan mengacu pada standar kompetensi yang ditetapkan oleh lembaga yang memiliki otoritas terhadap itu. Dalam tulisanya ia mengatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan perubahan signifikan dalam kepustakawanan pada penghujung abad lalu adalah Information and Communication Technology (ICT). ICT telah merevolusi berbagai aspek di dalam penyelenggaraan perpustakaan yang selama ini berlangsung. Teknologi tersebut telah mengintroduksi layanan-layanan baru yang inovatif.  ICT juga telah menyebabkan data dan informasi dapat diolah, diproses, disimpan, ditransfer secara cepat, informasi dapat dimultimediakan dan lain sebagainya. Kemampuan lainya, yakni ICT mampu menghilangkan time and space tyranny yang selama ini menjadi kendala dalam berkomunikasi dan mengakses informasi. Untuk itu kita sebagai pustakawan pada era informasi dan hidup dalam tatanan information society, menuntut pustakawan menjadi lebih professional. Inilah segelintir pandangan Salmubi tentang perpustakaan masa depan. Andil Salmubi sebagai pustakawan yang produktif  baik itu pelatihan, pendidikan dan karya tulisnya yang ikut mewarnai dunia perpustakaan di Indonesia. 

Sumber

Salmubi (wawancara)