Senin, 03 Januari 2011

Perpustakaan dan Lahan Bisnis

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah mengakibatkan ledakan informasi yang ditandai dengan meningkatnya volume arus informasi melalui interaksi komunikasi baik antar individu maupun kelompok. Kondisi tersebut memberi dampak bagi perpustakaan sebagai pusat informasi dan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan kualitas dan menyebarluaskan informasi. Saat ini informasi dapat diakses dimana saja dan kapan saja sehingga informasi sudah menjadi sebuah kebutuhan dari setiap individu. Kebutuhan akan informasi dari setiap individu tentu saja berbeda-beda.
 Dengan adanya kebutuhan akan informasi tersebut, perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi mempunyai tugas untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah,  dan memyebarluaskan informasi. Keberadaanya tentu saja mempunyai peluang yang sangat besar dalam membuka lahan bisnis yang menantang  dan menjanjikan. Sebelumnya keberadaan perpustakaan sebagai pusat informasi  hanya bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan pembaca, sama sekali tidak mencari untung atau non-provit oriented (Sulistyo-basuki, Pengantar llmu Perpustakaan, 1993). Akan tetapi sekarang paradigma perpustakaan mulai bergeser dari perpustakaan non-provit menjadi provit oriented. Hal ini bisa dilihat dengan muncul dan berkembangnya berbagai jenis Taman Baca Masyarakat (TBM) yang dikemas unik dan lebih cenderung provit oriented. Fenomena jasa peminjaman buku ini telah hadir di tengah-tengah masyarakat sejak tahun 1970-an. Saat itu kemunculan taman bacaan sudah merupakan suatu media bisnis yang dapat menjadi sumber penghasilan (Kompas, 23 Nopember 2002).

Manajemen pemasaran dewasa ini semakin diminati dalam semua jenis organisasi di luar dan di dalam sektor bisnis tanpa terkecuali perpustakaan atau taman bacaan. Perpustakaan atau taman bacaan yang berkembang saat ini juga telah dijadikan sektor bisnis. Dapat kita lihat pada kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung baik yang berorientasi bisnis muapun sekedar memberikan layanan penyediaan bahan bacaan bagi anggotanya. Misalnya saja Comics Corner (ZOE), Cofee Bar and Library (Potluk), Tobucil dan lain-lain sebagainya. Sebelum menjadikan perpustakaan atau taman bacaan sebagai lahan bisnis tentu saja diperlukan pemahaman tentang strategi marketing atau pemasaran itu sendiri. Adapun yang dimaksud dengan  strategi marketing adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Phlip Kotler, manajemen Pemasaran, 1997)

Banyak kelompok bisnis yang akhir-akhir ini tertarik pada pemasaran melalui perpustakaan dengan pengembangan  praktik, berusaha menetapkan posisi usaha mereka dan mengidentifikasikan peluang baru untuk digarap. Hal yang paling utama untuk menjadikan perpustakaan sebagai lahan bisnis yaitu perlu adanya strategi produk dan penentuan harga (1). Strategi produk mengetengahkan cara sebuah perpustakaan memperoleh pendapatan, sedangkan strategi penentuan harga mempengaruhi permintaan akan produk yang dihasilkan. Produk pada perpustakaan merupakan bentuk layanan atau jasa yang diberikan sebuah perpustakaan, sehingga dapat memuaskan kebutuhan penggunanaya. 

Agar produk sesuai dengan target pasar maka perlu dilakukan pengidentifikasian target pasar (2). Target pasar merupakan kelompok individual atau organisasi yang memiliki karakteristik yang sama yang mungkin akan membeli produk tertentu (Jeff Madura, Pengantar Bisnis, 2001). Dalam hal ini perpustakaan harus mampu mengidentifikasikan berbagai karakteristik penggunanya, sehingga mereka dapat menentukan target pasar terhadap orang-orang dari karakteristik tersebut. Karakteristik umum yang digunakan untuk menguraikan target pasar adalah jenis kerlamin, usia, dan pendapatan. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran target pasar yakni demografis, geografis, faktor ekonomi dan nilai-nilai sosial.

Hal lain yang penting untuk diperhatikan agar produk atau jasa yang dimiliki dapat memenuhi kepuasan konsumen adalah kinerja pelayanan yang kita berikan. Karena kinerja pelayanan menuntut lembaga untuk memberikan kualitas layanan. Sedangkan kunci keberhasilan usaha bisinis adalah dengan melakukan riset pemasaran (3). Riset pemasaran merupakan akumulasi dan analisis data untuk membuat keputusan pemasaran tertentu. Riset pemasaran sangat sangat berguna untuk membuat keputusan tentang produk atau jasa yang kita berikan. Dilakukanya riset pasar kita akan mengetahui bahwa banyak keinginan konsumen  atau pengguna akan sebuah produk yang tidak tersedia, dengan adanya riset pasar kita dapat mengidentifikasikan kekurangan dari sebuah produk atau jasa yang kita miliki,  dengan mengetahui kekurangan-kekurangan tersebut kita dapat memperbaiki atau membuat produk atau jasa lain  sehingga kepuasan konsumen atau pelanggan dapat terpeuhi. 


0 komentar:

Posting Komentar